Telkom dahului Indosat operasikan CDMA di Jakarta

Posted: Desember 8, 2011 in Telekomunikasi Indonesia Di Kisaran Tahun 2000-an

Oleh : H. Gempar Ikka Wijaya

ANALISA BERITA (April 15th, 2003)
Telkom dahului Indosat operasikan CDMA di Jakarta

CUPLIKAN BERITA
CDMA Ericsson siap beroperasi(Bisnis Indonesia, 15 April 2003)

DESKRIPSI SINGKAT

Jaringan fixed wireless CDMA (cod division multiple access) Telkom di Jakarta yang dibangun Konsorsium Ericsson diharapkan mulai beroperasi bulan ini.

Suryatin Setiawan, direktur Bisnis Jaringan telekomunikasi Telkom, mengatakan jaringan fixed wireless CDMA Telkom di Divre II Jakarta menurut rencana akan dioperasikan bulan ini.

釘ulan April ini kira-kira sudah bisa dioperasikan sekitar 49.000 satuan sambungan fixed wireless CDMA,・ujarnya beberapa waktu lalu.

Konsorsium Ericsson telah menandatangani perjanjian dengan Telkom pada Desember 2002. Ericsson akan memasok peralatan infrastruktur CDMA2000 1X sebanyak 631.800 satuan sambungan di Indonesia yang meliputi kawasan wilayah Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi.

Sistem CDMA2000 dari Ericsson termasuk di dalamnya infrasruktur, aplikasi-aplikasi, peralatan dan layanan. Teknologi CDMA2000 1X diyakini akan meningkatkan layanan data bagi para pelanggan dengan kecepatan layanan hingga 153 kbps.

Kontrak pembangunan jaringan CDMA antara Telkom dengan Ericsson berlaku untuk 42 bulan dengan biaya investasi sekitar US$116 persambungan.

Wilayah layanan fixed wireless CDMA TelkomFleksi di Jakarta akan dibagi berdasarkan Datel (daerah telekomunikasi) milik Telkom. Sehingga pelanggan Telkom di Datel Jakut tidak bisa mengoperasikan peralatannya di Jakarta Selatan kecuali jika mendaftarkan diri sebelumnya.

Layanan fixed wireless CDMA akan menggunakan skema tarif telepon lokal dan penomoran berdasarkan nomor telepon lokal

DISKUSI ANALISA

Rencana Telkom untuk mengoperasikan 49.000 SST fixed wireless CDMA di wilayah Jakarta dalam bulan ini, sekali lagi menunjukkan langkah Telkom dalam mendahului Indosat, sebagai saingan utamanya dalam memasarkan layanan telepon tetap.
Sementara itu Indosat baru akan membangun jaringan yang sama di Jakarta setelah menuntaskan tender CDMA pada bulan Maret yang lalu yang dimenangkan oleh konsorsium Mega Asia dengan sistem PBH ( Pola Bagi Hasil ).

Perjanjian kontrak pembangunan jaringan pontap CDMA antara Telkom dengan konsorsium Ericsson sebesar 631.800 SST dengan biaya investasi US$116 per sambungan dan berlaku untuk 42 bulan pada bulan Desember 2002 menunjukkan kegesitan langkah Telkom dalam persaingan bisnis di layanan pontap ini. Dengan pola pembangunan jaringan yang bertahap dimana sampai bulan April ini Telkom telah siap memasarkan 49.000 SST, menunjukkan perencanaan yang matang dari Telkom dalam menerjuni bisnis layanan fixed wireless.

Strategi pemasaran dan pelayanan yang menarik dikombinasikan dengan pemberian fitur-fitur yang lengkap dan jaminan keandalan dalam berkomunikasi baik antara sesama pelanggan CDMA maupun dengan pelanggan fixed wireline dan pelanggan operator seluler merupakan modal dasar yang harus dimiliki untuk dapat menguasai pasar.

Diantara fitur-fitur yang menarik untuk ditonjolkan dalam strategi pemasaran CDMA adalah kemampuan teknologi CDMA2000 1X yang bisa memberikan layanan data kepada pelanggan sampai kecepatan 153 kbps, sehingga nantinya pelanggan bisa terkoneksi ke jaringan internet dengan kemampuan yang cukup bagus dan biaya yang murah.

Keunggulan lain yang perlu dipromosikan dari teknologi CDMA ini yaitu selain harga yang murah karena biaya percakapan yang dipungut menggunakan skema tarif telepon lokal juga kemampuannya dalam hal mobilitas kerena sifatnya yang wireless, walaupun saat ini mobilitas itu dibatasi hanya di tingkat kantor layanan telkom dan jika akan beroperasi di kantor layanan telkom yang lain harus mendaftar lebih dulu. Walaupun dalam prakteknya apapun bisa dilakukan oleh operator. Untuk melakukan koneksi antar kantor layanan telekomunikasi hanyalah merupakan masalah teknis.

Dengan keunggulan-keunggulan yang dimiliki oleh teknologi CDMA fixed wireless ini ditambah perencanaan yang matang dalam implementasi awal pembangunan jaringan CDMA sebenarnya dapat langsung dimanfaatkan oleh Telkom untuk mengatasi permintaan masyarakat akan sambungan telepon tetap yang telah masuk daftar tunggu karena ketidaktersediaan jaringan telepon tetap.

Jika hal ini tidak diperhatikan oleh Telkom, maka kesempatan besar untuk memanfaatkan potensi pasar yang telah tersedia telah disia-siakan oleh Telkom dengan secara percuma karena sesungguhnya Telkom telah memiliki data wilayah-wilayah mana saja di Jakarta ini yang telah jenuh kapasitas jaringannya sedang permintaan masih cukup tinggi sehingga perlu ekspansi jaringan baru. Data-data seperti ini sama sekali tidak dimiliki Indosat. Dan data-data seperti ini yang menjadi kendala utama Indosat jika ingin bersaing masuk ke pasar pelanggan non corporate seperti yang saat ini telah dikelola dengan sangat baik oleh Telkom.

Dengan biaya investasi yang cukup murah per SST yaitu US$116 maka penggunaan teknologi CDMA ini untuk pengembangan jaringan baru akan lebih efisien baik dari sisi dana maupun waktu apabila dibandingkan dengan pengembangan jaringan yang dilakukan menggunakan teknologi konvensional.

REKOMENDASI

Telkom Dan Indosat
—————————-
Pembangunan jaringan fixed wireless oleh Telkom dan Indosat telah memunculkan dinamika baru dalam layanan telekomunikasi di tanah air khususnya untuk layanan telepon tetap, oleh karena itu diharapkan persaingan diantara keduanya dapat dilakukan dengan cara-cara yang fair sehingga semakin meningkatkan kualitas layanan yang dapat diberikan kepada masyarakat.

Regulator
—————-
Fairless yang diharapkan akan terjadi ini harus didukung oleh peran serta regulator dalam mengawasi kinerja operator. Khususnya untuk melakukan proses pemisahan yang pasti antara fungsi CDMA sebagai teknologi telekomunikasi jaringan tetap, dengan fungsi CDMA sebagai jaringan mobile seluler. Karena jika ini tidak dilakukan dengan baik, maka sangat potensial terjadi layanan mobile seluler oleh sebuah teknologi yang sebenarnya berlisensi hanya untuk jaringan tetap.

Regulator hendaknya dapat melihat kasus layanan CDMA Telkom di wilayah Gerbangkertosusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo, dan Lamongan) yang sempat menimbulkan protes keras operator seluler karena fungsi fixed seluler CDMA milik PT Telkom yang berubah menjadi semi mobile seluler CDMA. Mengubah system dari fixed seluler menjadi mobile seluler hanyalah merupakan masalah teknis yang sebenarnya tidak terlalu rumit.

Operator Seluler
——————–
Operator telepon seluler harus lebih waspada dengan layanan fixed wireless yang saat ini mulai dibangun oleh Telkom,Indosat dan operator lain. Karena pengoperasian layanan ini sangat potensial mengancam pasar existing ataupun pasar potensial yang saat ini menjadi sasaran layanan operator ini. Sebuah komite khusus yang bertugas mengawasi kinerja fixed wireless bias menjadi salah satu jalan keluar untuk mengatasi kecurangan pemakaian lisensi yang sangat mungkin terjadi.

Analis [ Gempar Ikka Wijaya ] http://www.systemicgroup.com

Tinggalkan komentar